BAB
I
Pendahuluan
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Seorang pengarang drama baik sadar atau tidak sadar pasti menyampaikan amanat dalam karyanya. Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton melalui karyanya. Amanat yang hendak disampaikan pengarang melalui drama harus ditentukan atau dicari sendiri oleh pembaca atau penonton. Setiap pembaca atau penonton dapat berbeda-beda dalam menafsirkan amanatdrama.
Amanat bersifat kias subjektif dan umum sedangkan tema bersifat lugas, objektif, dan khusus. Amanat sebuah drama akan lebih mudah ditafsirkan, jika drama itu dipentaskan. Amanat biasanya memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Amanat drama selalu berhubungan dengan tema drama.
Amanat
pada drama “penggali kapur” mempunyai nilai-nilai moral yang patut di terapkan
dalam kehidupan dewasa ini, karena dengan penanaman jiwa moralitas pada saat
ini, kita diharapkan semakin bijaksana dalam menentukan segala pilihan yang
akan kita lewati, juga sebagai bekal dalam menjalani kehidupan bermasyarakat
saat ini, dengan tujuan menciptakan lingkungan yang aman dan terkendali.
1.2 Rumusan Masalah
1. Amanat
apa yang tersirat dari drama tersebut ?
2. Bagaimana
jika amanat tersebut diterapkan dalam dalam kehidupan sehari-hari?
3. Manfaat
apa yang diperoleh penonton setelah menyaksikan drama ?
1.3
Tujuan
1. Agar
penonton/pembaca dapat mengaplikasikan amanat dari drama yang telah dilihatnya.
2. Agar
penonton/pembaca mengetahui pengertian amanat.
3. Agar
penonton/pembaca mengetahui amanat drama tersebut
4. Agar
penonton/pembaca memahami makna sebuah amanat dalam drama
BAB II
Pembahasan
Pembahasan
1. Pengertian Amanat Dari Berbagai Ahli
Menurut
Akhmad Saliman (1996 : 67) amanat adalah segala sesuatu yang ingin disampaikan
pengarang, yang ingin ditanakannya secara tidak langsung ke dalam benak para
penonton dramanya.
Harimurti
Kridalaksana (183) berpendapat amanat merupakan keseluruhan makna konsep, makna
wacana, isi konsep, makna wacana, dan perasaan yang hendak disampaikan untuk
dimengerti dan diterima orang lain yang digagas atau ditujunya
Menurut Imron Rosidi, Amanat adalah sesuatu yang hendak
disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Bedanya dengan
tema, kalau tema adalah persoalan yang
dikemukakan sedangkan amanat adalah sesuatu yang hendak disampaikan lewat
persoalan itu. Dengan kata lain, mau berbicara apa, bermaksud apa dengan
persoalan itu?
2. Pembahasan Amanat
Ada
beberapa pelajaran yang dapat kita petik setelah melihat dan mendengarkan lakon
drama “Pengali Kapur” karya kirdjomulyo. Dengan menyaksikan drama ini kita akan
di bawa pada suasana yang sangat berbeda dari drama-drama lainnya, karena drama
ini menceritakan kejadian yang terletak
disebuah desa pegunungan kapur dengan konflik yang diperankan oleh tokoh-tokoh
yang sesuai dengan karakter masing-masing dan tentunya dengan amanat yang yang
bersifat fungsional jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Drama ini
mempunyai konflik dengan alur yang berurutan, yang menceritakan mengenai perselisihan penduduk
asli masyarakat desa pegunungan kapur dengan masyarakat pendatang, yang
sebenarnya masyarakat pendatang ini mempunyai tujuan yang baik, yaitu ingin
memajukan produksi kapur di desa sekitar, yang selama ini masyarakat di desa
setempat kurang pengetahuan untuk memanfaatkan
potensi yang ada pada pegunungan tersebut.
Amanat
yang terkandung di dalam lakon drama “Penggali Kapur” ini, mempunyai banyak pesan tersirat yang di sampaikan oleh
penulis, pesan yang tersirat tersebut cukup baik sebagai tela’ah diri dari
masing-masing yang melihat dan mendengar
lakon drama penggali kapur ini. Pesan moral yang tersirat, tentu dapat kita
terapkan dalam kehidupan sehari-sehari, yang dapat menjadikan terciptanya
hubungan yang harmonis antar sesama umat. pesan-pesan tersebut diantaranya kita
tidak boleh berprasangka buruk terhadap orang yang belum kita kenal, karena
orang tersebut belum tentu bermaksud buruk seperti apa yang kita pikirkan.
Amanat
diatas terlihat dari dialog antara tokoh Sakri yang berkarakter pendendam,
licik, arogan dan Tomo yang berkarakter labil serta mudah terpengaruh.
Sakri :”Betul juga katamu.Berbuat sabar
itu perbuatan tolol.”
Tomo : “Sudah jelas, orang-orang
akan memihak kepada kita. Lagi pula soal
gampang
untuk membunuh hasan.”
Sakri : “Gampang sih gampang.”
Tomo :”Serahkan saja padaku!”
Sakri :”Makin lama makin membuat panas
hati. Seolah-olah, hanya dia laki-laki di dunia ini
Tomo : “ Akhirnya dia akan berkuasa di
daerah ini. Semua orang sudah mulai terpengaruh dan suka padanya
Dialog diatas menunjukkan bahwa tomo dan sakri telah
berprasangka buruk kepada orang pendatang, padahal maksud orang pendatang itu
belum tentu jelek. Pada dialog atau percakapan diatas, perlu di garis bawahi
pesan yang disampaikan penulis merupakan pesan yang tersirat yang artinya pesan
yang tersembunyi atau secara tidak langsung kita dapat menangkapnya.
Pesan tersirat lainnya yang disampaikan penulis adalah
segala macam perbuatan baik maupun buruk, pasti akan mendapatkan balasan sesuai
dengan apa yang dilakukan.
Seperti
contoh dialog dan sebuah adegan perkelahian yang dilakukan antara Hasan yang
berkarakter ambisius, keras kepala, demi tujannya yang baik dan Sakri.
Hasan : “Aku sudah menduga
perbuatanmu,Sakri.”
Sakri : (Tertawa)
Mata Hasan dan Sakri sudah gelap dan
mulailah perkelahian sengit dimana perasaan takut, dendam dan nafsu menguasai.
Perkelahian tidak berlebihan yang terakhir sergapan sakri dapat dihindarkan
oleh hasan dan sakri salah menyergap hasan, tergelincir sakri kedalam
jurang,Sakri berteriak dengan parau, disusul musik.
Pesan diatas menunjukkan bahwa barangsiapa yang berbuat
kejelekan maka balasan yang akan diterima juga sesuai dengan perbuatannya.
Kita
sebagai makhluk sosial, sudah selayaknya harus mudah saling maaf memaafkan
antar sesama, sebagai perwujudan keakraban bermasyrakat. Setelah kita melihat
dan mendengar lakon drama “Penggali Kapur” ini, sebaiknya kita harus menjadikan
pengalaman ini sebagai cerminan dalam menjalani kehidupan di masa sekarang dan
yang akan datang, sebagai langkah terciptanya suasana aman, damai, serta menuju
kearah yang lebih baik.
Seperti
contoh dialog yang dilakukan oleh Ibu dari Sakri yang berkarakter penyabar,
penyayang dan pemaaf.
Ibu sakri : “ Ingatlah kalian pernah
mengenalnya, dia sangat sayang pada tempat ini. perasaan sayang yang membakar
hidupnya sendiri karena tidak pernah sanggup mewujudkan apa yang ia sayangi
itu”. “kuburkan dia baik-baik, lupakan segala kejahatannya dan jangan
persoalkan tentang kematiannya. Harapannya ialah apa yang kalian harapkan.
Mimpinya adalah seperti yang kalian impikan.” (menatap seseorang dengan
tersenyum) “ Aku hendak melihat sekali lagi.”
Dari dialog yang di lakukan ibu sakri, menunjukkan
bahwasanya kita harus menjadi seorang pemaaf, demi terciptanya kondisi yang
aman dan tentram antar umat manusia.
BAB
III
Penutup
Penutup
Dengan
melalui proses pemahaman kami tentang drama ini semoga penonton/pembaca dapat
mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung dalam drama ini yang syarat akan
nilai-nilai moral sosial. Untuk itu rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami
ucapkan.
Artikel ini tersusun berkat kerja keras yang saya
lakukan. Berkaitan dengan itu mudah-mudahan artikel ini dapat menuntun ke jalan
yang lebih baik dalam kehidupan ini, terlebih lagi dapat mencerminkan
nilai-nilai moral kehidupan.
Walaupun artikel ini telah tersusun, namun tidak menutup
kemungkinan adanya kekurang sempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik sangatlah
diharapkan demi lebih sempurnanya artikel ini,sehingga benar-benar layak untuk dibaca terlebih untuk
dijadikan buku acuan.
4.1 Kesimpulan
Dalam
menjalani hidup ini kita tidak boleh melihat orang dari luarnya saja melainkan
di lihat dari dalam hati nuraninya, sehingga tidak terjadi perselisihan yang
dapat merusak hubungan bermasyarakat.
4.2 Saran
Perbanyak
untuk mengapresiasi drama agar lebih mendalami dan mengerti makna dari drama
tersebut. Khusunya drama yang mempunyai makna tentang nilai-nilai moral, dengan
tujuan apresiasi yang di lakukan diharpakan dapat mengaplikasikan nilai-nilai /
amanat yang terkandung di dalam sebuah drama
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.crayonpedia.org